Screening Kesehatan Harus Menyeluruh

Siang tadi saya mengantarkan ibu dan adik saya mengambil hasil rontgen tulang punggung adik saya yang beberapa waktu lalu terlihat bengkok. Kami tidak pernah mengamati keganjilan pada tulang punggung adik saya itu hingga satu minggu yang lalu saat kami pergi berenang. Mulanya kami mengira iu adalah akibat dari kecelakaan atau karena posisi duduk yang tidak baik. Namun, kemudian adik saya diperiksakan ke dokter spesialis ortopedi. Menurut hasil rontgen yang kami terima, dokter mengatakan bahwa hal ini sering terjadi di usia pertumbuhan masa-masa awal remaja dan tidak terlihat saat masih kecil—adik saya berusia 12 tahun. Ada satu hal yang sangat saya ingat dan sayangkan dari perkataan dokter spesialis ortopedi tersebut, seharusnya screening tulang belakang oleh tenaga medis juga dilakukan di sekolah-sekolah, tidak hanya pemeriksaan gigi rutin di UKS saja. Read more…

Stop Komersialisasi Pendidikan!

musim pendaftaran siswa baru masih jauh, tapi saya yakin para orangtua sudah banyak yang kepikiran soal apa-apa saja yang harus disiapkan untuk tahun ajaran baru. Banyak yang harus disiapkan untuk mendukung kegiatan belajar anak-anaknya selama satu tahun ke depan. Persiapan itu mulai dari seragam, alat tulis, hingga biaya daftar ulang yang harus dibayarkan di awal masuk jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Read more…

Para Ilmuwan yang Minggat

Saat ini banyak sekali cendekia lebih memilih tinggal di luar negeri ketimbang kembali pulang ke Indonesia. Banyak sekali alasan yang melatarbelakangi keputusan mereka untuk tidak berkarya di Indonesia.
Reaksi yang ditimbulkan publik di Tanah Air pun bermacam-macam. Ada yang beranggapan mereka tidak nasionalis, tidak mau membangun bangsanya, sampai ada juga yang menganggap mereka materialis, karena seperti kita tahu, para kaum cendekia itu digaji lebih tinggi di luar negeri dibandingkan dengan di sini. Padahal, tinggal di luar negeri dan berkarya di luar negeri bukan pilihan yang “mengkhianati” bangsa Indonesia.
Read more…

Tidak Harus Menjadi Politisi

Pagi tadi saya pergi ke salah satu rumah sakit umum di kota saya untuk melakukan operasi kecil di salah satu jari tangan kanan saya. Untuk dapat melakukannya, saya harus didampingi orang tua saya, karena saya belum 21 tahun. Saya tahu ayah saya yang katanya akan menemani saya akan terlambat, jadi saya menunggu saja, toh nama saya juga belum dipanggil. Sembari menunggu di ruang tunggu yang pengap dan berisik, saya menyalurkan kegemaran saya untuk mengamati tingkah laku orang yang sedang berlalu lalang, saya memang senang melakukannya; dengan begitu, saya dapat melihat dan mengamati orang lain, dan bahkan bisa belajar dari orang lain tersebut.
Ketika saya sedang asyik mengamati orang-orang yang sibuk berlalu-lalang, seorang laki-laki tua, berumur sekitar 60 tahunan, Read more…

Euforia SBI:Kesalahpahaman Arti Pendidikan

Di bulan-bulan mulainya tahun ajaran baru, para orang tua disibukkan dengan pendaftaran anak-anak mereka ke jenjang yang lebih tinggi. Semakin tahun, semakin tinggi input masing-masing sekolah untuk penerimaan siswa barunya, terutama sekolah-sekolah negeri. Namun, ada lagi pilihan yang banyak dibicarakan para orang tua—sebagai alternatif—untuk menyekolahkan anak-anaknya, yaitu sekolah-sekolah yang menyediakan kelas berstandar internasional yang biasa disebut sekolah berstandar internasional (SBI) yang saya rasa ada banyak sekali hal yang belum mapan dalam pengadaan SBI di Indonesia, salah satunya ialah kurikulum yang mislead dan lebih seperti penyortiran antar golongan masyarakat dalam lingkup pendidikan.

Di kota Malang ini terdapat banyak sekali SBI yang menawarkan kelas dengan standar internasional, dan saya yakin sekolah-sekolah serupa juga banyak bermunculan di kota-kota lain di Indonesia, baik negeri maupun swasta. Stereotip sekolah berstandar internasional selalu lekat dengan sistem pengajaran yang menggunakan dua bahasa, bahasa Inggris dan Indonesia, kelengkapan sarana pembelajaran juga dianggap memiliki standar internasional. Namun, bukan hanya itu, beberapa sekolah memiliki kerjasama dengan salah satu dari negara-negara yang telah mendapat akreditasi internasional sebagai penyelenggara pendidikan yang baik seperti Jerman, Singapura, Turki, Inggris Australia, dll. Sekolah-sekolah yang berlabel berstandar internasional tersebut juga melakukan sistem seleksi yang sangat ketat, seperti adanya tes TOEFL dan wawancara dalam penerimaan siswa barunya.

Read more…

Hello world!

Welcome to WordPress.com. This is your first post. Edit or delete it and start blogging!